Tuesday, October 4, 2016
Perencanaan Desain Pembelajaran
Perencanaan Desain Pembelajaran
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehidupan seseorang pada umumnya penuh dorongan dan minat untuk mencapai atau memiliki sesuatu. Perilaku seseorang dan munculnya berbagai kebutuhan disebabkan oleh berbagai dorongan dan minat. Dorongan-dorongan dan minat seseorang itu terpenuhi merupakan dasar dari pengalaman emosionalnya.
Seorang individu dalam merespon sesuatu lebih banyak diarahkan oleh penalaran dan pertimbangan-pertimbangan objektif. Akan tetapi pada saat-saat tertentu di dalam kehidupannya, dorongan emosional banyak campur tangan dan mempengaruhi pemikiran-pemikiran dan tingkah lakunya. Oleh karena itu untuk memahami anak / remaja, perlu mengetahui apa yang ia lakukan dan pikirkan. Disamping itu hal yang lebih penting untuk diketahui adalah apa yang mereka rasakan. Jadi makin banyak kita memahami dunia anak/remaja , makin perlu kita melihat ke dalam kehidupan emosionalnya dan memahami perasaan-perasaannya, baik perasaan tentang dirinya sendiri maupun tentang orang lain. Gejala-gejala emosional seperti marah, takut, bangga dan rasa malu, cinta dan benci, harapan-harapan dan rasa putus asa, perlu dicermati dan difahami dengan baik agar proses pembelajaran pendidikan pada anak / remaja dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
Kehidupan seseorang pada umumnya penuh dorongan dan minat untuk mencapai atau memiliki sesuatu. Perilaku seseorang dan munculnya berbagai kebutuhan disebabkan oleh berbagai dorongan dan minat. Dorongan-dorongan dan minat seseorang itu terpenuhi merupakan dasar dari pengalaman emosionalnya.
Seorang individu dalam merespon sesuatu lebih banyak diarahkan oleh penalaran dan pertimbangan-pertimbangan objektif. Akan tetapi pada saat-saat tertentu di dalam kehidupannya, dorongan emosional banyak campur tangan dan mempengaruhi pemikiran-pemikiran dan tingkah lakunya. Oleh karena itu untuk memahami anak / remaja, perlu mengetahui apa yang ia lakukan dan pikirkan. Disamping itu hal yang lebih penting untuk diketahui adalah apa yang mereka rasakan. Jadi makin banyak kita memahami dunia anak/remaja , makin perlu kita melihat ke dalam kehidupan emosionalnya dan memahami perasaan-perasaannya, baik perasaan tentang dirinya sendiri maupun tentang orang lain. Gejala-gejala emosional seperti marah, takut, bangga dan rasa malu, cinta dan benci, harapan-harapan dan rasa putus asa, perlu dicermati dan difahami dengan baik agar proses pembelajaran pendidikan pada anak / remaja dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
B. Tujuan :
1. Sebagai salah satu tugas mata kuliah Perencanaan Desain Pembelajaran
2. Dapat bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya.
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Emosional.
Kecerdassan emosional pertama kali dilontarkan pada tahun 1990 oleh psikolog Peter Salovey dan John Mayer untuk mnerangkan kualitas-kualitas emosional yang nampak penting bagi keberhasilan, antara lain adalah empati, mengungkapkan dan memahami perasaan, mengendalikan amarah, kemandirian, kemampuan menyesuaikan diri, diskusi, kemampuan memecahkan masalah antar pribadi, ketekunan, kesetiakawanan, keramahan dan sikap hormat.
Emotional Quotient (EQ) merupakan factor penting dalam perkambangan intelektual anak, hal ini sejalan dengan pandangan Semiawan bahwa stimulasi intelektual sangat dipengaruhi oleh keterlibatan emosional, bahkan emosi juga amat menentukan perkembangan intelektual secara bertahap[1]artinya secara tibal balik factor kognitif juga terlibat dalam perkembangan emosional.pertanyaannya adalah apakah EQ itu? Dari berbagai literature yang dikaji para ahli memberikan pengertian yang sama. Kaphin dan Sadock (1992)[2]misalnya seorang psikiater, mengemukakan bahwa emosi sebagai keadaan perasaan yang kompleks yang mengandung komponen kejiwaan, badan dan perilaku, yang berkaitan dengan afek (affect) dan suasana perasaan/ suasana hati (mood), sementara Goleman (1995), seorang psikolog, mendefinisikan emosi adalah perasaan dan pikiran khas; suatu keadaan biologis dan psikologis; suatu rentang kecenderungan-kecenderungan untuk bertindak.[3]Silverman (1986), seorang psikolog, menyatakan bahwa emosi adalh perilaku yang terutama dipengaruhi oleh tanggapan mendalam yang terkondisikan.[4]
Dari beberapa pendapat dapat dikatakan bahwa kecerdasan emosional menuntut diri untuk belajar mengakui dan menghargai perasaan diri sendiri dan orang lain dan untuk menanggapinya dengan tepat, menerapkan dengan efektif energi emosi dalam kehidupan dan pekerjaan sehari-hari. 3 (tiga) unsur penting kecerdasan emosional terdiri dari : kecakapan pribadi (mengelola diri sendiri); kecakapan sosial (menangani suatu hubungan) dan keterampilan sosial (kepandaian menggugah tanggapan yang dikehendaki pada orang lain).
B. EQ versus IQ
1. IQ (Intellegence Quotient)
Para ilmuwan mengungkapkan bahwa IQ dapat diukur dengan menggunakan uji-uji kecerdasan standar, misalnya Wechsler intelligence scales,yang mengukur baik kemampuan verbal maupun nonverbal, termasuk ingatan perbendaharaan kata, wawasan pemecahan masalah, abstraksi logika, persepsi, pengolahan informasi, dan keterampilan motorik visual. IQ atau juga bisa disebut kecerdasan intelektual, inilah kecerdasan yang paling banyak di dengar oleh kita. IQ adalah kecerdasan yang dimiliki oleh otak manusia yang
Go to link download
Labels:
desain,
pembelajaran,
perencanaan